Friday, September 3, 2010

Lelaki Bersayap Api

Kembali sayap ini telah membakar, membakar menghanguskan dirimu, meleburkan partikel hati di sudut-sudut kalbumu.

Berulang kali sayap ini telah membakar, keras kuingin padamkan api ini, keras kuingin sejukkan sayap ini dengan butir-butir salju, yang menetes dari ujung jarimu, keras kuingin air matamu melenyapkan api di sayap ini, menumbuhkan sayap-sayap embun di sayapku. Yang kan menyejukkanmu, yang kan mengamankanmu. Tapi tak bisa.

Aku sadar aku seorang laki-laki bersayapkan api, laki-laki yang ingin pelukmu dengan sayap ini, yang ingin lindungi setiap jejak langkahmu dengan sayap ini, yang ingin hapus air mata mengalir di jernih matamu dengan sayap ini, yang ingin bawa kau terbang jauh dengan sayap ini. Tapi tak bisa.

Musnah semua butir saljumu di sayapku. Lenyap semua air matamu terbakar sayapku. Tapi kuingin lindungimu, tapi kuingin bawamu terbang dengan sayapku. Tak bisa. Tak bisa kubiarkan kau terbakar apiku.

Kau adalah kakiku, kau adalah tanganku, kau adalah kekuatanku, kau adalah kelemahanku. Timpangku tanpa dirimu. Tak sempurnaku tanpa kehadiranmu. Tapi kutak ingin kau terbakar apiku.

Kembali sayap ini telah membakar, membakar menghanguskan dirimu, meleburkan partikel hati di sudut-sudut kalbumu.

No comments:

Post a Comment